haha69
haha69
haha69

Wamenkominfo Minta Masyarakat Waspadai Penyalahgunaan Deepfake

Wamenkominfo Minta Masyarakat Waspadai Penyalahgunaan Deepfake

Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa teknologi artificial intelligence (AI) dan deepfake bisa disalahgunakan.

Selain itu, menurut Nezar, beberapa kelompok masyarakat menjadi yang paling rentan menjadi korban penyalahgunaan teknologi seperti deepfake.

Wamenkominfo juga menegaskan telah mengantisipasi peluang penyebaran disinformasi yang menggunakan teknologi AI dan deep fake, terutama menjelang Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024.

Hal itu ia sampaikan dalam Seminar Nasional Disinformasi dan Kelompok Rentan di Era Manipulasi Media Digital di Wisma Magister Manajemen UGM, Yogyakarta, Kamis (16/11/2023).

Teknologi deepfake sendiri bisa memanipulasi video, gambar, dan suara secara digital sesuai dengan pesan yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.

“Melalui algoritma dan otomasi yang dapat menghasilkan bias maupun otomasi yang bersifat preskriptif serta penyalahgunaan algoritma yang berpotensi menimbulkan disinformasi,” kata Nezar.

Peningkatan Penggunaan Deepfake

Seperti dikutip dari siaran pers, Nezar menyebut terdapat peningkatan penggunaan deepfake sebesar 550 persen dari tahun 2019 secara global. Selama tahun 2023, data Home Security Heroes menunjukkan terdapat 95.820 video deepfake yang tersebar secara global.

“Hal yang sangat mengkhawatirkan karena bisa disalahgunakan dan dimanipulasi untuk penipuan, pornografi, dan tujuan jahat lain, yang berujung pada penyebaran disinformasi,” kata Wakil Menteri Kominfo.

Menurut Nezar, dari hasil survei UNESCO dan IPSOS 2023, lebih dari 80 persen masyarakat yang akan menghadapi pemilu, percaya disinformasi telah berdampak pada politik di negara masing-masing.

Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa responden khawatir akan dampak dari disinformasi tersebut.

Wamenkominfo pun mengingatkan bahwa disinformasi punya dampak yang luas, mulai dari potensi polarisasi politik, penurunan kepercayaan terhadap jurnalisme hingga proses demokrasi itu sendiri.

Video yang direkayasa bisa berdampak besar pada sebuah pemilu. Bila pun akhirnya terbukti bahwa video ini hasil manipulasi, banyak orang sudah terlanjur percaya karena sudah beredar secara viral. Teknologi baru juga memungkinkan manipulasi “deepfake”…