“Mirip kasus bangku pantai di Goa Manik Jepara. Duduk-duduk disuruh bayar,” komentar @h**** di platform media sosial.
“Karena budaya masuk tempat wisata, bayar, bayar buang air besar, di jalan ada dahan pohon tumbang berdiri di tengah pura, mengatur jalan sambil membawa jaring. Ya sudah jadi budaya saja. wajar sih tapi ya wajar aja,” kata @m***.
“Ada juga sales otak-otak yang suka memaksakan sesuatu, yang mahal, sudah tidak enak lagi. Mereka seperti itu karena tidak ada pekerjaan, apa yang kamu lakukan? Mencari penghasilan orang yang semakin banyak,” komentar @a ****.
Akun Twitter @a**** mencuit, “Pariwisata Indo kalah dengan negara tetangga, karena faktor ini banyak pungutan dan konsep pariwisatanya banyak norak.”
“Jembatan berbayar, rumah makan harga tembak, dan gazebo atau tempat duduk berbayar di sekitar pantai, yang banyak di Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Mari kita benahi agar banyak wisatawan yang datang dan berdampak pada pendapatan daerah juga. Jangan hanya dibenahi infrastrukturnya,” kata @I ****.
Akun @_n*** berkata, “Akhirnya jadi viral. Saat lebaran saya kesini bersama keluarga dan keluarga ipar. Saya terpisah dari mereka karena saya sangat suka sendirian, jadi sekitar 5 orang lewat. di jembatan.Awalnya diminta 10rb, nego jadi 5rb eh bener bayar 25rb dong.”