Liputan6.com, Jakarta – Polarisasi ideologis dalam politik domestik dan liputan isu-isu sosial di AS semakin meningkat. Ini adalah kutipan dari studi terbaru yang meneliti 1,8 juta berita utama dari portal berita terkemuka AS antara tahun 2014 dan 2022.
Dipimpin oleh Jiebo Luo, profesor ilmu komputer di Universitas Rochester, tim peneliti menggunakan pembelajaran mesin untuk menganalisis berita utama. Mereka mempresentasikan temuan mereka di International AAAI Conference on Web and Social Media.
Meskipun diakui secara luas bahwa portal berita mengadopsi perspektif ideologis dalam pemberitaannya, penelitian sebelumnya telah gagal dalam cakupan dan ukuran sampel saat mencoba membedah perbedaan antara portal tersebut.
Luo dan tim menggunakan kumpulan data yang terdiri dari berita utama dari sembilan portal media. Mereka adalah New York Times, Bloomberg, CNN, NBC, Wall Street Journal, Christian Science Monitor, Federalist, Reason, dan Washington Times.
Untuk mengukur perbedaan tematik antar cerita, peneliti menggunakan analisis korespondensi berganda. Mereka mengkategorikan berita ke dalam empat domain utama, yaitu politik dalam negeri, isu ekonomi, isu sosial, dan isu luar negeri.
Mereka dengan hati-hati memeriksa bahasa yang digunakan oleh media berhaluan kiri, berhaluan kanan, dan berhaluan tengah di berita utama.
Studi ini menghasilkan wawasan yang menarik. Terlepas dari kecenderungan politik mereka, media AS menunjukkan konsistensi yang luar biasa dalam hal meliput masalah ekonomi.
Peredaran hoaks merupakan fenomena yang sulit dihindari, terutama pada momen-momen krusial seperti pemilu. Menjelang Pemilu 2024, hoaks diperkirakan akan meningkat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk melawan hoax sebagai antisipasi polarisasi…