Liputan6.com, Jakarta – Omegle mengumumkan akan menutup layanan mereka setelah beroperasi hampir 14 tahun, yakni sejak 2009. Bagi kamu yang belum tahu, Omegle merupakan layanan chatting online berbasis video yang memungkinkan penggunanya mengobrol dengan orang asing.
Pengumuman soal berakhirnya layanan Omegle ini diungkapkan langsung sang pendiri Leif K-Brooks. Mengutip informasi dari Tech Crunch, Kamis (9/11/2023), keputusan ini diambil karena pengoperasian layanan tersebut tidak lagi berkelanjutan, baik secara finansial maupun psikologis.
Pada unggahannya, Leif juga menyorot kekecewaannya terhadap perubahan yang terjadi di internet dalam satu dekade terakhir. Sekadar informasi, Omegle dalam beberapa tahun terakhir memang tengah menjadi sorotan akibat penyalahgunaan yang dilakukan pengguna melalui platform tersebut.
Untuk itu, layanan Omegle banyak mendapat kritik akibat laporan banyaknya aktivitas yang mencurigakan, terutama di masa pandemi. Leif sendiri menuturkan, pihaknya telah berupaya untuk mengatasi beberapa persoalan yang muncul, tapi nyatanya tidak memberikan dampak signifikan.
“Meskipun saya berharap keadaannya berbeda, tekanan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk perjuangan ini–ditambah tekanan dan biaya untuk mengoperasikan Omegle, dan memerangi penyalahgunaannya–sangat berlebihan,” tulis Leif.
Meski tidak memberikan rincian, Leif memang menyebut, ada rentetan serangan terus menerus pada layanan komunikasi seperti Omegle yang dilakukan oleh sekelompok pengguna jahat. Akibatnya, platform komunikasi semacam ini terus mendapat sorotan dari regulator di beberapa negara.
Sebelum Omegle tutup, platform ini memang dilaporkan beberapa kali harus berurusan dengan persoalan terkait hukum. Berdasarkan catatan BBC, Omegle ternyata kerap disebut-sebut dalam 50 kasus terkait pedofilia di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Britania Raya, dan Australia.
Di sisi lain, jumlah pengguna layanan ini memang tidak sebanyak dulu. Namun dari data dari SimiliarWeb menunjukkan situs ini ternyata masih menarik sekitar 50 juta pengunjung di bulan lalu.