Liputan6.com, Jakarta – Drama dalam internal OpenAI belum berakhir, usai dipecatnya sang pendiri dan mantan CEO Sam Altman, dari perusahaan kecerdasan buatan itu.
Laporan menyebutkan sekitar 500 karyawan OpenAI, termasuk beberapa eksekutif, mengancam akan mundur apabila Sam Altman dan mantan presiden Greg Brockman, tidak diangkat lagi oleh dewan direksi.
Senin sore waktu setempat, jumlah mereka yang menandatangani surat tersebut naik hingga sekitar 700 karyawan, menurut laporan Bloomberg, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (21/11/2023).
Beberapa anggota staf, termasuk Chief Technical Officer Mira Murati, yang sempat menempati posisi puncak perusahaan pembuat ChatGPT itu di akhir pekan, juga menulis di X bahwa “OpenAI tidak berarti tanpa orang-orangnya.”
Surat ini merupakan kelanjutan dari serangkaian peristiwa yang terjadi dalam internal OpenAI, setelah dewan direksi memecat Sam Altman.
Sam Altman disebut “secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan dewan, sehingga menghambat kemampuannya untuk melaksanakan tanggung jawabnya.” Dewan direksi pun merasa tidak lagi “percaya pada kemampuannya untuk terus memimpin OpenAI”.
Usai pemecatan Altman dari jabatannya sebagai CEO OpenAI, Brockman mengatakan kepada staf OpenAI melalui email pada hari Jumat bahwa dia mengundurkan diri sebagai ketua “berdasarkan berita hari ini.”
Keduanya sempat melakukan pembicaraan lagi dengan dewan direksi selama akhir pekan, untuk mendapatkan kembali jabatannya, namun diskusi ini tidak menguntungkan mereka.
Di hari Minggu malam, terungkap dewan kemudian memilih mantan CEO Twitch Emmett Shear, sebagai CEO sementara OpenAI.
Co-Founder dan CEO OpenAI Sam Altman resmi menjadi Warga Negara Asing (WNA) pertama yang mendapat Golden Visa Republik Indonesia. Kabar itu diungkapkan langsung oleh Direktorat Jenderal Imigrasi dalam laman resminya.